Sprint dan maraton adalah dua cabang atletik dengan karakteristik fisik, energi, dan strategi yang berbeda. Sprint fokus pada kecepatan maksimum dalam waktu singkat, sedangkan maraton mengandalkan daya tahan untuk menempuh jarak jauh. Perbedaan ini mempengaruhi postur tubuh, pola langkah, teknik pernapasan, hingga distribusi energi. Berikut ini adalah Perbedaan teknik lari sprint dan maraton.
1. Postur Tubuh
-
Maraton: Tubuh cenderung tegak untuk menjaga efisiensi pernapasan dan mengurangi ketegangan otot punggung.
2. Panjang dan Frekuensi Langkah (Stride)
-
Sprint: Langkah lebih panjang dan frekuensi tinggi (kadang >4 langkah/detik). Tujuannya mencapai kecepatan puncak secepat mungkin.
-
Maraton: Langkah lebih pendek dan stabil, mengutamakan penghematan energi serta mengurangi tekanan pada sendi.
3. Teknik Start
-
Sprint: Menggunakan starting blocks dengan ledakan kekuatan dari kaki belakang, diikuti percepatan bertahap menuju kecepatan puncak.
-
Maraton: Start santai tanpa block, fokus pada ritme awal agar tidak kelelahan di tengah lomba.
4. Teknik Pernapasan
-
Sprint: Pernapasan cepat dan dangkal, terkadang hanya 2–3 kali napas sepanjang lomba 100 m. Fokus utama pada kekuatan otot, bukan suplai oksigen jangka panjang.
-
Maraton: Pernapasan dalam dan ritmis (misalnya pola 2 langkah tarik napas, 2 langkah buang napas) untuk menjaga suplai oksigen secara konsisten.
5. Aktivasi Otot dan Energi
-
Sprint: Dominasi serat otot tipe II (fast-twitch) yang kuat dan cepat, menggunakan energi dari sistem anaerob.
-
Maraton: Dominasi serat otot tipe I (slow-twitch) yang tahan lama, mengandalkan metabolisme aerob.
Tabel Perbandingan
Aspek | Sprint | Maraton |
---|---|---|
Jarak | 100–400 m | 42,195 km |
Postur | Condong ke depan | Tegak |
Panjang Langkah | Panjang & cepat | Pendek & stabil |
Pernapasan | Cepat, dangkal | Dalam, teratur |
Energi | Anaerob (fast-twitch) | Aerob (slow-twitch) |
Strategi Start | Ledakan cepat dari block | Ritme stabil sejak awal |